Doa dan Perannya Bagi Umat Muslim
Doa naik kendaraan, adalah satu dari sekian juta doa. Doa ini adalah doa yang dibaca ketika menaiki kendaraan, baik itu kendaraan darat, laut, maupun kendaraan udara. Artikel ini, akan menyampaikan terkait hal itu.
Apa arti do’a untuk umat muslim? Doa ialah senjata pamungkas umat muslim. Bukan untuk berperang secara fisik, namun berperang menolak keburukan dan mewujudkan harapan. Doa juga mengungkapkan rasa syukur. Contoh kecil saja, ketika kita selesai makan. Wujud syukur setelah makan, yaitu dengan berdoa.
Tak hanya itu, doa diartikan sebagai wujud cinta manusia terhadap Rabbnya. Memanjatkan doa menandakan ia beriman pada Tuhannya. Dalamnya makna doa, yaitu menandakan bahwa manusia makhluk lemah dan bisa kuat hanya karena kehendak dari Sang Pencipta jagad raya, Allah SWT.
Doa mengindikasi adanya keinginan untuk baik dan lebih baik. Tak ada doa selain kebaikan. Jika mendoakan keburukan, itu sebenarnya bukanlah doa. Melainkan hujatan, makian, laknat, sumpah serapah, dsb.
Seluruh Lini Kehidupan Manusia Terjaga dengan Doa
Tak ada satu pun kegiatan manusia yang tidak luput terjaga dengan doa. Mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali. Mulai dari urusan khalayak umum, seperti doa meminta hujan (Istisqa’). Hingga urusan detail kebutuhan pribadi.
Saat hujan rintik sekalipun, tetap ada doanya. Menjenguk orang sakit, ada doanya. Memberikan ucapan kepada orang setelah dilantik pun ada doanya. Hingga bersin pun diatur dengan doa. Ada doa pula, baik bagi doa untuk yang masih hidup maupun sudah tiada. Baik ketika saat di rumah maupun bepergian.
Doa Keluar Rumah
Bepergian, hal yang wajar dilakukan semua orang. Baik itu dengan berkendaraan darat, laut maupun udara. Semuanya memiliki ada doa yang dipanjatkan, doa berkendaraat darat, doa kendaraan laut, dan doa kendaraan udara.
Sebelum bepergian, ada doa yang juga dianjurkan, tentunya doa keluar rumah. Doa, sejatinya apa-apa yang kita harapan dapat terjadi. Namun secara khusus, baik di hadist ataupun Al Qur’an sudah menjadi landasan berdoa. Berikut doa keluar rumah yang dicontohkan nabi Muhammad SAW:
اللهِ، بِاللهِ إِلَّا قُوَّةَ وَلَا حَوْلَ لَا اللهِ عَلَى تَوَكَّلْتُ بِسْمِ
“Bismillahi tawakaltu ‘alallahi laa haula wa laa quwwata illa billah”
Artinya, “Dengan nama Allah, aku bertawakal kepada Allah. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah.”
Yang Harus Dibaca Saat Menaiki Kendaraan
Dulu, kendaraan darat yang dimaksud ialah kuda, unta, kedelai dan hewan tunggangan lainnya. Sedangkan sekarang, lebih banyak dari kendaraan bermotor, seperti sepeda motor, mobil, bemo, bajaj, bus dll. Meskipun masih ada pula kendaraan yang menggunakan hewan untuk kendaraan.
Selain kendaraan bermotor dan hewan, adapula kendaraan darat dari tenaga manusia, seperti sepeda dan becak. Sebelum berkendara darat, sebagai umat muslim yang taat, tentu melafalkan doa untuk mendapat keridhaan Illahi. Berikut ini lafadznya:
لَمُنْقَلِبُوْنَ رَبِّنَا لَى اِ وَاِنَّآ مُقْرِنِيْنَ وَمَاكُنَّالَهُ هَذَا سَخَّرَلَنَا الَّذِىْ سُبْحَانَ
“Subhanalladzi sakhkhoro lana hadza wa maa kunna lahu muqrinin. Wa inna ila robbina lamunqolibuun.”
Artinya: “Mahasuci (Allah) yang telah menundukkan semua ini bagi kami, padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami.”
Doa ini mengandung sifat wajib bagi Allah yaitu Qudrat yang artinya Berkuasa. Apa-apa yang tidak dikuasai manusia, Allah lah yang membantunya sehingga menguasainya. Kuasa Allah, meliput jagat raya ini. Terbukti, kini teknologi transportasi semakin maju.
Lafadz ini merupakan doa yang berlandasakan Q.S. Az zukhruf ayat 13 dan 14. Selain do’a naik kendaraan darat, ada doa-doa lain yang berlandaskan ayat-ayat Al Qur’an, seperti doa sapu jagad, doa kebaikan dunia akhirat. Doa ini pun berlandaskan ayat dari Al Qur’an.
Doa Naik Kendaraan Darat, Laut, Udara
Sejak zaman Rasul, sudah ada kendaraat laut misalnya berupa perahu kecil dan kapal besar. Sedangkan untuk kendaraan udara, belum ada.
لَغَفُوْرٌرَّحِيْمٌ رَبّىْ اِنَّ وَمُرْسَهَآ مَجْرَهَا بِسْمِ اللهِ
“Bismillaahi majrahaa wa mursaahaa inna robbii laghofuurur rohiim”
Artinya : Dengan nama Allah yang menjalankan kendaraan ini berlayar dan berlabuh sesungguhnya Tuhanku Maha Pemaaf lagi Pengasih.
Doa ini juga dilafalkan oleh Nabi Nuh ‘alaihis salam saat diperintahkan untuk hijrah dengan menggunakan kapal karena tempat tinggalnya akan ditenggelamkan dalam banjir yang maha dahsyat. Kisahnya termaktub dalam Al Qur’an, tepatnya Q.S. Al Huud (11) ayat 41 yang berbunyi:
{41} رَحِيمٌ لَغَفُورٌ رَبِّي إِنَّ ۚ وَمُرْسَاهَا مَجْرَاهَا اللَّهِ بِسْمِ فِيهَا اَرْكَبُوا وَقَالَ
“Wa qaalarkabuu fiihaa bismillahi majraahaa wamursaahaa, inna rabbi laghafuurur rahiim”
Artinya, Dan dia berkata, “Naiklah kamu semua ke dalamnya (kapal) dengan (menyebut) nama Allah pada waktu berlayar dan berlabuhnya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang.”
Dulu, kendaraan udara belum ada. Adanya kendaraan darat dan laut. Namun perkembangan zaman, para alim ulama bermusyarawah untuk menggunakan doa dari Al-Quran untuk keselamatan menggunakan kendaraan udara.
Doa-Doa Selama Perjalanan
Selama perjalanan, terkadang kita tidak fokus menikmati perjalanan. Bisa jadi karena sibuk dengan gawai, mengantuk atau mabuk kendaraan. Maka dari itu, dalam Islam diatur, untuk adanya doa dalam perjalanan.
Ketika jalan menurun, musafir (orang dalam perjalanan) dianjurkan mengucapkan takbir. Sedangkan ketika jalan menanjak atau naik, musafir hendaknya mengucapkan tasbih. Hal ini berlandasakan riwayat:
“Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassallam dan para sahabatnya biasa jika melewati jalan menanjak, mereka bertakbir (melafalkan “Allahu Akbar”). Sedangkan jika melewati jalan menurun, mereka bertasbis (melafalkan “Subhanallah”).
Kesempatan Terkabulnya Doa Selama dalam Perjalanan
Ada yang menarik bagi musafir, yakni merupakan salah satu yang berhak menyandang terkabulnya do’a. hal ini berdasarkan hadist: dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad Saw. bersabda,
“Tiga do’a yang tidak diragukan lagi terkabulnya yaitu do’a seorang musafir, do’a orang yang terdzolimi, dan doa orang tua kepada anaknya.”
Berdasakan hadist itu, tentu dianjurkan bagi musafir atau orang yang sedang dalam perjalanan untuk memperbanyak doa. Doa, mengingatkan kita kepada Allah. Ada salah satu doa yang dapat musafir ucapkan. Berikut bacaannya yang diriwayatkan oleh H.R. Muslim :
Ya Allah. Sesungguhnya kami memohon kebaikan dan taqwa ini dan dekatkan jaraknya bagi kami. Ya Allah, Engkaulah teman dalam bepergian dan yang mengurusi keluarga(ku). Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kelebihan dalam bepergian, pemandangan yang menyedihkan dan perubahan yang jelek dalam harta dan keluarga.
Adab Naik Kendaraan
Ada adab-adab yang perlu dicermati dan diaplikasikan oleh musafir saat perjalanan. Tentunya, supaya perjalanan makin bermanfaat dan berkah.
Adab, membawa kita menjadi pribadi yang berintegritas. Adab yang sudah menjadi budaya, tentunya dapat dilakukan otomatis. Supaya menjadi budaya, merupakan kebiasaan yang dilakukan secara rutin dan kontinue. Berikut yaitu adab-adabnya:
- Niat yang baik
Niat yang baik, akan menjaga kita berada dalam garis yang benar hingga akhir. Berbeda dengan niat buruk atau mungkin unfaedah (tidak/kurang bermanfaat), maka tidak membawa keberkahan. Niat baik, misalnya: mencari ilmu, bekerja, berkarya, dll.
- Beryukur akan nikmat yang Allah berikan
Bersyukurlah tanpa batas. Banyak hal yang patut kita syukuri. Mulai dari oksigen yang gratis, kesehatan fisik dan psikis. Sehingga mempermudah perjalanan. Hingga alur perjalanan yang mudah, bisa sembari berucap, alhamdulillah.
Bersyukur bagi orang ihlas, justru akan ditambah kenikmatannya. Ini sudah janji Allah dalam Q.S. Ibrahim (14) ayat 7 : Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur niscahya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) pasti azab-Ku sangat berat.”
- Cek kondisi kendaraan
Selain kondisi jiwa raga tentunya. Kita juga perlu mengecek kondisi kendaraan yang akan kita naiki. Poin ini berlaku bagi kita yang juga mengemudi. Sedangkan bagi penumpang, cek kendaraan sudah diwakilkan oleh pihak yang bertanggung jawab dalam hal ini.
- Jangan membuang sampah sembarangan
Sering kali kita melihat sampah dibuang seenaknya melalui pintu jendela. Baik itu sampah plastik kresek, botol plastik, dll. Sangat dzolim jika kita membuat sampah ke luar kaca mobil. Bahkan parahnya, botol atau sampah yang dibuang akan mencelakai orang lain.
- Patuhi lalu lintas
Sebagai warga +62 yang baik, tentunya menjadi warga negara yang taat adalah kewajiban. Patuhi rambu lalu lintas dan marka jalan jika ingin selamat dan tidak membahayakan pengemudi lainnya.
- Menjaga kenyamanan bersama
Banyak cara mewujudkannya. Jika kita mengemudi sendiri, yaitu dengan: tidak ugal-ugalan di jalan, tidak menggunakan motor berknalpot bising dan berasap tebal dll. Namun jika berada dala trasnpoortasi umum, misalnya: dengan tidak menggunakan wewangian menusuk, tidak gaduh, tidak merokok, dan menjaga keramahan.
Itulah doa naik kendaraan (darat, laut dan udara), doa dan adab selama perjalanan beserta penjelasannya. Semoga bermanfaat. Siap bepergian ke mana? Yuk, berdoa dulu.
Leave a Reply